Rabu, 13 November 2013

Juminten Tetap Mengabdi di Usia Tua

Juminten
Usia bukan penghalang untuk melakukan aktifitas. Setidaknya ini yang ingin ditegaskan oleh Ibu Juminten. Meski memasuki usia lanjut, namun tidak mengurangi aktifitasnya terutama yang berkenaan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan.


Dilingkungan tempat tinggalnya, desa Talang Pamesun kecamatan Jujuhan kabupaten Bungo, ibu 8 anak dan nenek 18 cucu ini dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan, aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan kemasyarakatan.
Ibu Juminten, yang kini memasuki usia 59 tahun ini merupakan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di desanya. Kegiatan ini ia jalani sejak tahun 2007, pada saat PNPM-MPd mulai masuk di desanya.  
Ikhwal ketertarikannya berkiprah di program ini karena dirinya memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal baru, juga berhubungan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. Kegiatan inilah yang ia sukai dan berlangsung sejak dulu, saat ia belum tinggal di desa ini. Di tempat tinggalnya yang dahulu, ia aktif di kegiatan PKK. Ketika hijrah ke tempat tinggal sekarang ini pada tahun 90-an, keinginannya untuk berperan aktif di desa semakin tidak terbendung. Diantaranya terbukti dari kepercayaan masyarakat ketika ia pernah terpilih menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MPd) yang dicanangkan Pemerintah untuk tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin di perdesaan, dengan metode pendekatan pemberdayaan. Makna kata pemberdayaan, berarti membuat sesuatu menjadi berdaya, punya kekuatan dan kemampuan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada dilingkungannya, mampu mengakses sumberdaya di luar lingkungannya, serta mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.  Hal inilah yang didapat dari Ibu Juminten dari PNPM-MPd.
 Semangatnya terus menhyala untuk mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan tahapan PNPM-MPd mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Apalagi disini peran kaum perempuan dikuatkan melalui kesetaraan dan keadilan gender sehingga keberadaannya dapat lebih memotivasi para perempuan lainnya, bahwa perempuan bukan sebagai objek, tapi subjek dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar, ekonomi, politik dan mengakses asset produktif.
Berkaitan dengan dana bergulir, Ibu Juminten memberikan perhatian serius. Ia terus memantau agar dapat tersampaikan kepada yang layak  menerimanya, jangan sampai disalahgunakan oleh pihak tertentu, dijaga kelestarian pemanfaatannya. Selai itu, ia juga memfasilitasi kebutuhan kaum perempuan dalam hal peningkatan kapasitasnya, sehingga terwujudlah kegiatan Pelatihan Menjahit yang terdanai PNPM-MPd TA. 2010.
Dalam kesehariannya, Juminten berpenampilan bersahaja dan rendah hati. Kesederhanaan dalam kehidupannya inilah yang mendasarkan keseharian aktifitasnya.
Juminten harus berkerja sendiri sejak 2002, ketika suaminya meninggal. Juminten  hidup dari hasil kebun sawit peninggalan suami yang tak begitu luas. Namun itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena anak-anaknya sudah besar semua, sebagian sudah berkeluarga dan mempunyai mata pencarian sendiri
Tidak terasa sudah enam tahun Juminten menjadi ujung tombak kegiatan PNPM-MPd di desanya. Selama itu pula suka duka sebagai KPMD ia rasakan. Banyak hal yang terjadi, namun ia hanya mengambil sisi positif dari apa yang selama ini ia jalani.
Sisi positif yang memunculkan semangat optimisme kerja tanpa henti terpatri di hati Ibu Juminten. Terus berkiprah tanpa pamrih, sampai saatnya nanti ketika fisik sudah tidak memungkinkan lagi untuk berkarya.
Atas pengabdiannya itu, Ibu Juminten mendapat piagam dari Pemerintah Kabupaten Bungo melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Dusun Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sebagai KPMD Terbaik II tahun 2012 yang lalu.
Penghargaan itu diterima bu Juminten dengan senang hati. Walaupun bukan itu yang ia harapkan selama ini, namun ia bangga bahwa apa yang ia lakukan mendapat apresiasi dari program. Inilah yang semakin memantapkan kiprahnya untuk terus mengabdi demi kepentingan masyarakat banyak sebagai KPMD.
Bukan itu saja sebenarnya “jabatan” Ibu Juminten di desanya. Ia juga melakoni Kader BKKBN, Wakil Ketua PKK desa, Ketua Posyandu dan juga Ketua dari Persatuan Yasinan lingkungan tempat tinggalnya. Justru dengan seabrek kegiatan itu tak ada kata lelah dalam pikirannya. Semua yang dilakukan demi kepentingan masyarakat. Itu yang selalu ia katakan jika ditanya apa motif melakukan semuanya ini.
Pengabdian tanpa pamrih. Suatu kata yang cocok untuk menggambarkan betapa gigihnya usaha Ibu Juminten yang rela mengisi hari tuanya dengan kegiatan kemasyarakatan yang mungkin belum tentu orang lain (bahkan yang umurnya lebih muda) bisa berbuat seperti dirinya. Hanya bisa terjadi bila kehendak hati memang mantap untuk melakoni kegiatan yang membuat diri bahagia apabila bisa berbuat lebih demi kepentingan orang banyak.  (Hari Sumarno FK Jujuhan)










0 komentar:

Posting Komentar