Sabtu, 16 November 2013

SEMANGAT WIRAUSAHA IBU RUMAH TANGGA

SEMANGAT WIRAUSAHA IBU RUMAH TANGGA





Tujuan umum dari kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MPd) adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan sasaran program adalah rumah tangga miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam  perempuan yang sudah ada di masyarakat.




Pendanaan untuk kelompok SPP yang ada kegiatan usahanya diharapkan dapat mempercepat strategi pengurangan kemiskinan bagi rumah tangga miskin yang ada, dengan salah satu caranya yaitu berwirausaha. Dari sekian banyak kelompok SPP di kecamatan Jujuhan, kelompok SPP Pedagang Kecil Simpang Empat di dusun Rantau Ikil merupakan salah satu kelompok yang beranggotakan ibu-ibu yang memiliki usaha dagang. Salah satu angota kelompok SPP ini adalah ibu Nurhidayati. Kegigihan, motivasi dan inovasi dalam mencari peluang usaha patut diacungi jempol. dan kerja keras merupakan bentuk modal untuk mencapai kesuksesan usaha. Awalnya ia memiliki usaha kios/warung yang menjual aneka makanan dan minuman yang terletak di simpang empat Rantau Ikil. Karena ada urusan keluarga yang cukup menyita waktu, kios tersebut ia sewakan penggunaannya kepada orang lain, sesama anggota SPP juga. Sampai pada akhirnya ia telah menyelesaikan urusan keluarga tersebut.




Ketika kelompoknya mendapat kucuran dana pada April 2013, ibu Nurhidayati kebagian pinjaman sebesar Rp. 3.000.000,-. Ia kemudian memutuskan memulai usaha menjual olahan aneka minuman es, seperti es capucino, es sirup dsb. Kebetulan usaha tersebut peminatnya cukup tinggi saat ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peminat yang mengunjunginya, apalagi dari mulai sore hingga malam. Walaupun ada kompetitor bidang usaha sejenis yang letaknya berdekatan, namun itu tidak menjadi halangan dalam bisnis ini. Karena sudah ada pelanggannya masing-masing.


Keinginan untuk mencari peluang usaha lain selalu terpikirkan oleh ibu Nurhidayati. Berbekal diskusi dan informasi yang ia dapat dari suaminya, timbullah ide untuk berbisnis laundry. Kebetulan belum ada orang yang membuka usaha ini sebelumnya ditempat mereka. Dasar pemikiran ibu ini membuka usaha laundry, karena di wilayah mereka banyak warga pendatang yang merupakan pekerja perusahaan disekitarnya, juga orang-orang yang karena kesibukannya beraktivitas tidak sempat untuk mengurus pakaiannya. Jadi tepatlah kiranya keputusan ibu ini dalam membuka usaha laundry. Apalagi pemilihan lokasi tempat usaha yang  pas, berada di pinggir jalan lintas Jambi-Padang sehingga gampang dilihat orang. Jadi tanpa tak sengajapun orang yang melewati jalan tersebut akan melihat tempat usaha ini. 



Walaupun baru berjalan belum 2 bulan, usaha yang dinamakan “MADINA LAUNDRY” ini sudah cukup banyak pelanggan yang memanfaatkan jasa laundry ibu Nurhidayati. Jasa laundry ini menerapkan tarif kiloan. Menurut catatannya, untuk waktu seminggu awal Nopember ini saja (saat berita ini dibuat) omset usahanya sebesar 134 kg. Dengan tarif Rp.6.000,-/kg maka omset untuk tempo waktu itu mencapai Rp.804.000,-. Ini belum ditambah dengan jasa upah setrikaan (hanya menyetrika saja, tanpa cuci) yang tarifnya Rp.3.000,-/kg untuk rentang waktu yang sama sebanyak 31 kg (Rp.93.000,-) sehingga totalnya Rp.897.000,-. Ini rentang waktu satu minggu. Bayangkan kalau satu bulan  Hal ini merupakan omset yang cukup besar bagi usaha pemula. 



Jadi usaha laundry ibu Nurhidayati merupakan suatu bukti bahwa kaum perempuan juga mampu untuk berwira usaha, membantu perekonomian keluarga. Perempuan juga mampu menciptakan usaha ekonomi produktif, yang mana hal ini sesuai dengan tujuan dan sasaran dari program. Motivasi dan inovasi kaum perempuan untuk meningkatkan ekonomi tentu juga diimbangi dengan skema pendanaan modal usaha yang lebih intens, melalui penguatan kelembagaan simpan pinjam yang ada. Dengan adanya hal ini sudah barang tentu tujuan SPP dapat dicapai masyarakat penerima manfaat secara luas.

0 komentar:

Posting Komentar