Rabu, 27 November 2013

Rakor Forsi UPK dan Rakor IST Kabupaten

Suasana Rakor Forsi UPK Kab. Bungo yang dilaksanakan di kantor UPK
Kec. Pasar Muara Bungo  26 November 2013








Suasana kegiatan Rakor IST Kab. Bungo

Selasa, 26 November 2013

JUJUR MEMBAWA BERKAH

Namanya Muhimmah umur 38 tahun yang berdomisili di kelurahan Bungo Taman Agung kecamatan Bahtin III kabupaten Bungo. Dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang bergantung pada penghasilan suaminya semata. Tahun  2009 awal masuknya PNPM-MP di Kecamatan Bathin III, tepatnya bulan februari ibu muhimah mengikuti musyawarah di tingkat kelurahan, ternyata musyawarah yang dia ikuti itu adalah MD Khusus perempuan. Disinilah awal mula muncul pemikiran ibu muhimah untuk membantu pereekonomian keluarga, ibu muhimah bergabung dengan salah satu kelompok arisan ibu-ibu ditingkat Rt dengan nama kelompok Stroberi dan memulai niat nya untuk membuka usaha dengan mengajukan pinjaman ke UPK “BHAKTI MANDIRI”. 

Usaha Ampera Ibu Muhimah
Mulanya kelompok Stoberi hanya mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 1.000.000,- /orang  kebetulan pencairannya tepat pada awal bulan Ramadhan, dan ibu muhimah pun memulai usahanya dengan hanya menjual kue-kue tradisional rumah tangga pada sore hari menjelang berbuka puasa. Dengan awal usaha dan niat yang baik inilah yang mungkin mendukung perkembangan usaha ibu muhimah, ditambah dengan kejujuran kelompok Stroberi dalam mengansur ke UPK yang selalu tepat waktu, hingga dari waktu ke waktu berjalan kelompok Stroberi pada tahun 2013 ini sudah mengajukan pinjaman yang ke-3 kalinya dengan jumlah pinjaman Rp. 10.000.000,- / orang dan usaha ibu muhimah  tidak lagi hanya sebatas membuat kue-kue rumah tangga pada bulan ramadhan saja, yang dulunya hanya mengandalkan meja-meja kecil yang di jejer kan di depan rumah, usaha ibu muhimah pun sekarang sudah berubah dengan tampilan etalase/buffet makanan nasi ampera yang berjejer antrean pelanggannya.
Ibu Muhimah, perjuangan ibu rumah tangga yang mendapat berkah
dari niat baiknya membantu perekonomian keluarga sekarang benar-benar
mampu mewujudkannya

Dari perjuangannya sebagai penjual makanan ringan/gorengan kue-kue rumah tangga sekarang ibu muhimah bisa merasakan hasil dari penjualan ampera milik dia sendiri yang hasil penjualannya  itu dia bisa membayar angsuran SPP tepat waktu dan bisa membiayai anak-anak nya dalam menuntut ilmu di jenjang pendidikan disertai dengan dukungan dari sang suami yang hanya sebagai sopir.
Berawal dari tekad ibu muhimah yang ingin mengembangkan usahanya dari pinjaman SPP  ini sekarang sudah banyak ibu-ibu dari kelompok lain yang mengikuti jejak dari ibu muhimah tersebut.

Rabu, 20 November 2013

Kunjungan Staf Khusus Presiden RI


Kunjungan ke usaha pembuatan salei pisang
dari kelompok SPP desa Purwobakti


Kunjungan ke kantor UPK
Kecamatan Bathin III

Kunjungan Staf Khusus Presiden RI ke Kecamatan Bathin III

Kunjungan Staf Khusus Presiden RI beserta Rombongan ke UPK Bathin III & usaha pembuatan salei pisang dari kelompok SPP di ds. Purwo bakti dlm rangka menggali informasi utk pembuatan "Tabloid Kepresidenan".
PNPM-MPd tetap menjadi Program unggulan Pemerintah utk masa2 yg akan datang ! 
 
Kunjungan ke tempat pembuatan salei pisang di desa
Purwobakti





Kunjungan ke kantor UPK Kec. Bathin III




Sabtu, 16 November 2013

SEMANGAT WIRAUSAHA IBU RUMAH TANGGA

SEMANGAT WIRAUSAHA IBU RUMAH TANGGA





Tujuan umum dari kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MPd) adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan sasaran program adalah rumah tangga miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam  perempuan yang sudah ada di masyarakat.




Pendanaan untuk kelompok SPP yang ada kegiatan usahanya diharapkan dapat mempercepat strategi pengurangan kemiskinan bagi rumah tangga miskin yang ada, dengan salah satu caranya yaitu berwirausaha. Dari sekian banyak kelompok SPP di kecamatan Jujuhan, kelompok SPP Pedagang Kecil Simpang Empat di dusun Rantau Ikil merupakan salah satu kelompok yang beranggotakan ibu-ibu yang memiliki usaha dagang. Salah satu angota kelompok SPP ini adalah ibu Nurhidayati. Kegigihan, motivasi dan inovasi dalam mencari peluang usaha patut diacungi jempol. dan kerja keras merupakan bentuk modal untuk mencapai kesuksesan usaha. Awalnya ia memiliki usaha kios/warung yang menjual aneka makanan dan minuman yang terletak di simpang empat Rantau Ikil. Karena ada urusan keluarga yang cukup menyita waktu, kios tersebut ia sewakan penggunaannya kepada orang lain, sesama anggota SPP juga. Sampai pada akhirnya ia telah menyelesaikan urusan keluarga tersebut.




Ketika kelompoknya mendapat kucuran dana pada April 2013, ibu Nurhidayati kebagian pinjaman sebesar Rp. 3.000.000,-. Ia kemudian memutuskan memulai usaha menjual olahan aneka minuman es, seperti es capucino, es sirup dsb. Kebetulan usaha tersebut peminatnya cukup tinggi saat ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peminat yang mengunjunginya, apalagi dari mulai sore hingga malam. Walaupun ada kompetitor bidang usaha sejenis yang letaknya berdekatan, namun itu tidak menjadi halangan dalam bisnis ini. Karena sudah ada pelanggannya masing-masing.


Keinginan untuk mencari peluang usaha lain selalu terpikirkan oleh ibu Nurhidayati. Berbekal diskusi dan informasi yang ia dapat dari suaminya, timbullah ide untuk berbisnis laundry. Kebetulan belum ada orang yang membuka usaha ini sebelumnya ditempat mereka. Dasar pemikiran ibu ini membuka usaha laundry, karena di wilayah mereka banyak warga pendatang yang merupakan pekerja perusahaan disekitarnya, juga orang-orang yang karena kesibukannya beraktivitas tidak sempat untuk mengurus pakaiannya. Jadi tepatlah kiranya keputusan ibu ini dalam membuka usaha laundry. Apalagi pemilihan lokasi tempat usaha yang  pas, berada di pinggir jalan lintas Jambi-Padang sehingga gampang dilihat orang. Jadi tanpa tak sengajapun orang yang melewati jalan tersebut akan melihat tempat usaha ini. 



Walaupun baru berjalan belum 2 bulan, usaha yang dinamakan “MADINA LAUNDRY” ini sudah cukup banyak pelanggan yang memanfaatkan jasa laundry ibu Nurhidayati. Jasa laundry ini menerapkan tarif kiloan. Menurut catatannya, untuk waktu seminggu awal Nopember ini saja (saat berita ini dibuat) omset usahanya sebesar 134 kg. Dengan tarif Rp.6.000,-/kg maka omset untuk tempo waktu itu mencapai Rp.804.000,-. Ini belum ditambah dengan jasa upah setrikaan (hanya menyetrika saja, tanpa cuci) yang tarifnya Rp.3.000,-/kg untuk rentang waktu yang sama sebanyak 31 kg (Rp.93.000,-) sehingga totalnya Rp.897.000,-. Ini rentang waktu satu minggu. Bayangkan kalau satu bulan  Hal ini merupakan omset yang cukup besar bagi usaha pemula. 



Jadi usaha laundry ibu Nurhidayati merupakan suatu bukti bahwa kaum perempuan juga mampu untuk berwira usaha, membantu perekonomian keluarga. Perempuan juga mampu menciptakan usaha ekonomi produktif, yang mana hal ini sesuai dengan tujuan dan sasaran dari program. Motivasi dan inovasi kaum perempuan untuk meningkatkan ekonomi tentu juga diimbangi dengan skema pendanaan modal usaha yang lebih intens, melalui penguatan kelembagaan simpan pinjam yang ada. Dengan adanya hal ini sudah barang tentu tujuan SPP dapat dicapai masyarakat penerima manfaat secara luas.

Akankah PNPM Mandiri Perdesaan Berlanjut Pasca 2014??

Akankah PNPM Mandiri Perdesaan Berlanjut Pasca 2014 ??

Kata inilah yang sering di ucapkan atau ditanyakan oleh masyarakat disetiap kegiatan PNPM, baik dalam musyawarah desa, tingkat kecamatan maupun dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PNPM. Sebagian masyarakat mengatahui bahwa PNPM merupakan salah satu program andalan Presiden SBY, yang mana masa jabatannya akan berakhir pada tahun 2014. Opini masyarakat dengan berakhirnya jabatan SBY maka berakhirlah pelaksanaan PNPM.

Tujuan utama diadakannnya PNPM Mandiri Perdesaan bukanlah untuk kegiatan fisik, namun didalam PNPM mengadakan kegiatan SPP dan Non SPP yang mana tujuan diadakannya kedua kegiatan ini sebagai penarik/ pemancing untuk merobah pola pikir masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf  hidup mereka.. Namun kenyataannya masyarakat lebih mengetahui bahwa kegiatan PNPM  adalah program pembangunan. hal ini tidak bisa dipungkiri, sejak tahun 2007 dimulai kegiatan PNPM di kecamatan Rantau Pandan sampai sekarang, pada umumnya kegiatan non SPP yang diadakan semuanya bersifak sarana dan prasarana atau fisik. 

Kenapa hal ini terjadi ? Salah satu desa di kecamatan Rantan Lubuk Kayu Aro, merupakan salah satu dusun yang berpartisipasi dalam PNPM di kecamatan Rantau Pandan, sejak tahun 2007 sampai sekarang, dari tahun 2007 sampai 2013 kecuali TA 2008 selalu memilih kegiatan pembangunan jalan rabat beton. Hal ini disebabkan bahwa hampir 90% wilayah Lubuk Kayu Aro merupakan lahan perkebunan yang merupakan mata pencaharian utama penduduk didesa ini. sebelum adanya PNPM MPd jarang sekali pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat serta untuk menunjang perekonomian masyarakat. Makanya dalam program PNPM MPd masyarakat lebih mengutamakan kegiatan sarana prasarana dari pada kegiatan-kegiatan lainnya.

Pembangunan yang dilaksanakan merupakan jalan atau akses ke kebun yang mana permasalahan yang dihadapi selama ini, rendahnya  pendapatan masyarakat dikarena besarnya biaya operasional untuk transportasi hasil kebun ke desa. Dengan adanya PNPM masyarakat merasa ada solusi dari permasalahan yang mereka hadapi selama ini. Dengan di bangunnya jalan melalui PNPM perlahan-lahan hal tersebut bisa diatasi walaupun belum semuanya kalangan masyarakat bisa menikmatinya, karena masih banyaknya lahan masyarakat yang belum tersentuh. 



Secara pelaksanaan program atau kegiatan, di desa ini selalu melibatkan semua kalangan masyarakat baik pria maupun wanita. Tingginya animo masyarakat dikarenakan dengan program inilah hal yang mereka mimpikan dapat terwujud, walaupun hal ini bukanlah tujuan utama dari program.

Inilah yang selalu di tanyakan oleh Kepala desa Lubuk Kayu Aro yang juga mantan Pendamping Lokal PNPM, daerah kami merupakan wilayah perkebunan karet dan durian, namun akses transportasi hasil kebun sulit. Akankah PNPM Mandiri Perdesaan Berlanjut Pasca 2014?

Koordinasi & cek persiapan lapangan utk menyambut kunjungan Staf Khusus Presiden RI ke ds. Sei Buluh Kec Rimbo Tengah


Koordinasi & cek persiapan lapangan utk menyambut kunjungan Staf Khusus Presiden RI ke ds. Sei Buluh Kec Rimbo Tengah, dlm rangka Pembuatan Buletin Pembangunan berbasis masyarakat !
Dgn Kerjasama berbagai pihak terkait diharapkan semua dpt berjalan lancar,
Salam kompak.......



Kabupaten Bungo

Kabupaten Bungo terletak di bagian barat Provinsi Jambi dengan luas wilayah 7.160 km2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27’ sampai dengan 102º 30’ Bujur Timur dan di antara 1º 08’ hingga 1º 55’ Lintang Selatan.

Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Bungo berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Darmasraya (Sumbar) di sebelah utara, Kabupaten Tebo di sebelah timur, Kabupaten Merangin di sebelah selatan, dan Kabupaten Kerinci di sebelah barat.

Wilayah Kabupaten Bungo secara umum adalah berupa daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 70 hingga 1300 M dpl, di mana sekitar 87,70 persen di antaranya berada pada rentang ketinggian 70 hingga 499 M dpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bungo berada pada Daerah Aliran Sungai (Sub-Das) Sungai Batang Tebo. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Bungo merupakan daerah aliran yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 – 8 persen (92,28 persen).

Sebagaimana umumnya wilayah lainnya di , wilayah Kabupaten Bungo tergolong beriklim tropis dengan udara berkisar antara 25,8° - 26,7° C. Curah hujan di Kabupaten Bungo selama tahun 2012 berada di atas -rata lima tahun terakhir yakni sejumlah 276,58 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 130 hari.




Secara administratif, Kabupaten Bungo yang berpenduduk 320.300 jiwa (BPS tahun 2012), terdiri dari 17 kecamatan yang meliputi 12 kelurahan dan 125 desa. 

  





Kecamatan dalam Kabupaten Bungo adalah:

  1. Kecamatan Pasar Muara Bungo,
  2. Kecamatan Rimbo Tengah,
  3. Kecamatan Bungo Dani,
  4. Kecamatan Bathin III,
  5. Kecamatan Bathin III Ulu,
  6. Kecamatan Tanah Tumbuh,
  7. Kecamatan Rantau Pandan,
  8. Kecamatan Jujuhan,
  9. Kecamatan Jujuhan Ilir;
  10. Kecamatan Tanah Sepenggal,
  11. Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas,
  12. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang,
  13. Kecamatan Pelepat;
  14. Kecamatan Pelepat Ilir,
  15. Kecamatan Muko-Muko Bathin VII,
  16. Kecamatan Bathin II Babeko,
  17. Kecamatan Bathin II Pelayang.



Kelurahan dalam Kabupaten Bungo adalah:

  1. Kelurahan Pasir Putih
  2. Kelurahan Cadika
  3. Kelurahan Jaya Setia
  4. Kelurahan Gedang
  5. Kelurahan Bungo Timur
  6. Kelurahan Bungo Barat
  7. Kelurahan Batang Bungo
  8. Kelurahan Sungai Kerjan
  9. Kelurahan Sungai
  10. Kelurahan Manggis
  11. Kelurahan Bungo
  12. Kelurahan Sungai Binjai



PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

      Perencanaan Partisipatif dan Pola Integrasi
Dalam bidang pembangunan yang mengedepankan pendekatan partisipatif, Kabupaten Bungo telah mengintegrasikan pengelolaan pembangunan partisipatif pola PNPM Mandiri Perdesaan ke dalam sistem regular (Musrenbang), serta mendorong penyelarasan perencanaan teknokratis, politis dengan partisipatif.
Pada dasarnya, penerapan pola integrasi  memiliki dua besar, peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan pemerintahan lokal dalam penyelenggaraan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Tujuan umum integrasi adalah menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPM Mandiri Perdesaan ke dalam sistem pembangunan reguler dan menyelaraskan perencanaan teknokratis, politis dengan perencanaan partisipatif.
Selain menjalankan PNPM Mandiri Perdesaan, Kabupaten Bungo juga telah menjalankan Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake), merupan program unggulan Gubernur Jambi dalam percepatan penanggulangan kemiskinan.
Bahkan untuk mendukung program nasional dibidang pemberantasan kemiskinan, Pemkab Bungo telah menjalankan program sendiri yang disebut dengan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) di seluruh kecamatan.





         Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Kabupaten Bungo 
Kabupaten Bungo melaksanakan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) sejak tahun 2007. Hingga saat ini total jumlah alokasi  dana Bantuan Langsung Masyarakat  (BLM) sebesar Rp. 83.900.000.000 terdiri dari APBN sebesar Rp. 62.117.500.000  dan APBD (Cost Sharing Daerah) sebesar RP. 21.782.500.000. Berikut lokasi dan alokasi PNPM Mandiri Perdesaan kabupaten Bungo 2007 – 2013: 




Tahun
 APBN 
 APBD
 BLM
2007
         3,150,000,000
        2,100,000,000
          5,250,000,000
2008
         5,125,000,000
        5,125,000,000
        10,250,000,000
2009
         6,750,000,000
        6,750,000,000
        13,500,000,000
2010
      14,400,000,000
        3,600,000,000
        18,000,000,000
2011
         9,920,000,000
        2,480,000,000
        12,400,000,000
2012
         9,225,000,000
        1,025,000,000
        10,250,000,000
2013
      13,547,500,000
           702,500,000
        14,250,000,000
Total
      62,117,500,000
      21,782,500,000
        83,900,000,000



Kamis, 14 November 2013

BEGITU PENTINGNYA SPP BAGI RTM




Spp mukin sebagian kita sudah sering mengenal apa itu dana spp, dana spp adalah dana simpan pinjam khusus kaum perempuan khusus bagi rumah tangga miskin ( RTM ). 

Di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM – MP ) spp adalah tujuan utama dari program sebab di program – program lain tidak ada. Spp yang memang berdampak lansung  menyentuh kemasyarakat desa apa lagi bagi masyarakat rumah tangga miskin secara tidak lansung menolong mereka dari kesusahan dalam mencari modal atau dana merekapun merasa tertolong dengan begitu mudahnya hanya bermodalkan KTP dan membentuk kelompok lalu memasukan proposal ke  kantor UPK mereka sudah bisa mendapatkan modal untuk usaha kalau mereka meminjam di BANK mereka akan kesulitan karena begitu banyak proses yang akan dijalani belum lagi dengan suku bunga yang terlalu tinggi bagi mereka.
Kecamatan Bathin II Pelayang adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Muaro Bungo, kecamatan yang masih banyak keluarga RTM yang memang sangat membutuhkan dana Spp untuk dijadikan modal dalam usaha. Sejak masuknya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kecamatan Bathin II Pelayang pada tahun 2009 nampak sangat berubah kehidupan masyarakat, awalnya dari tahun pertama masyarakat masih belum paham dan mengerti tentang apa itu spp sehingga belum banyak yang ikut serta karena mereka beranggapan sama saja dengan pinjaman-pinjaman yang lain yang sulit dan rumit proses peminjamanya tapi setelah dua tahun berjalan dan sampai saat ini daftar tunggu spp sangat banyak di kantor UPK jadi mereka harus menunggu giliran tapi mereka tetap semangat menunggu giliran mereka tamapa ada kecewa karena mereka sudah tau dan mengerti apa itu spp yang ada pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat pedesaaan mereka sangat bersyukur dengan adanya program ini karena sangat membantu sekali dalam usaha mereka baik itu dalam perdagangan maupun usaha lain.

Masyarakat Kecamatan Bathin II Pelayang sangat berharap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ini tetap berjalan khususnya spp karena jasanya sangat banyak sekali  dampaknya terhadap perubahan perekonomian masyarakat khusunya masyarakat yang kurang mampu yang dulu hanya menggantungkan perekonomian dari suami kini mereka bisa usaha sendiri untuk nambah uang dapur mereka jadi tidak selalu mengharapkan dari suami, para suami pun jadi ikut senang dengan adanya spp ini jadi mereka bisa terbantu.   

Fasilitator Kecamatan

Kecamatan Pelepat 

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> 
    FITRIA ALPINAS

  • Fasilitator Teknik
    ==>> ???


Kecamatan Pelepat Ilir

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> PUTRA ARMA JONI

  • Fasilitator Teknik
    ==>> DAVIDH AZNALD 


Kecamatan Pasar Muara Bungo

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> EMA MARHAMAH

  • Fasilitator Teknik
    ==>> DELLI SARI SETYAWATI 


Kecamatan Rantau Pandan

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> HILMAN

  • Fasilitator Teknik
    ==>> RICO FERNANDES


Kecamatan Muko-Muko Bathin VII

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> INDRA SUPRIADI 

  • Fasilitator Teknik
    ==>> M. ASRORI


Kecamatan Bungo Dani

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> KEMALA SANTI

  • Fasilitator Teknik
    ==>> ERNI YUSNIATI


Kecamatan Rimbo Tengah 

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> MASNUNAH

  • Fasilitator Teknik
    ==>> EKA CAMELIA PUTRI


Kecamatan Bathin III

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> DESI SYAFRIYETTI

  • Fasilitator Teknik
    ==>> NORA PUSPITA


Kecamatan Bathin III Ulu

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> AGUS SUSANTO

  • Fasilitator Teknik
    ==>> AHLAN DULINO


Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> ANANTO PRATEKNO

  • Fasilitator Teknik
    ==>> CHAIRIL ANWAR


Kecamatan Tanah Tumbuh

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> HUSAIPA

  • Fasilitator Teknik
    ==>> ACHMAD ANDRIAWAN 


Kecamatan Tanah Sepenggal

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> RUSDI FACHRIZAL

  • Fasilitator Teknik
    ==>> ADE ZAINORA


Kecamatan Jujuhan

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> HARI SUMARNO

  • Fasilitator Teknik
    ==>> TRI SEVNI MUFLIHATI


Kecamatan Jujuhan Ilir

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>> WAHYUNIANTO

  • Fasilitator Teknik
    ==>>
    RAHMAN 


Kecamatan Bhatin II Pelayang 

  • Fasilitator Pemberdayaan
    ==>>
    DORES DONANDAR

  • Fasilitator Teknik
    ==>> SYAMSUWIR

Rabu, 13 November 2013

Manajemen Kabupaten

PJO Kabupaten             : H. Bakhri, S.IP

Fasilitator Kabupaten     : Aprilmi

Fasilitator Keuangan      : M. Taufik Usman

Fasilitator Teknik        : Yulian Yusma

Asisten MIS               : Eko Prana Chandra

Operator Komputer         : Desi Nadia

Merajut Perca, Merajut Ekonomi


Mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat dan memanfaatkan peuang yang ada. Sayangnya, tidak semua orang bisa membaca peuang dengan jeli, apalagi jika peluang tersebut berada pada hal-hal yang cenderung dilihat sebagai barang rongsokan. Salah satunya adaah poong-potongan kain atau perca. Sisa-sisa kain inilah yang dirajut menjadi sebuah barang yang berharga oleh sejumah kelompok SPP di Kecamatan Pasar Muara Bungo.

Kecamatan Pasar Muara Bungo terdiri dari 5 Kelurahan yang berlokasi di pusat kota Muara Bungo. Program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Pasar Muara Bungo di danai sejak tahun 2009 dimana sampai dengan tahun 2012 jumlah  total dana yang telah dikucurkan Rp 4.305.263.000   Sedangkan untuk tahun 2013, Kecamatan Pasar Muara Bungo mendapat bantuan dana BLM sebesar Rp 800.000.000. Secara umum, dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan dimanfaat masyarakat untuk mendukung di bidang peningkatan kapasitas, pembangunan dan rehabilitasi Sarana/Prasarana, Kegiatan Pendidikan dan Kesehatan, dan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan.
Dalam hal pelaksanaan PNPM Mandiri perdesaan, Kegiatan peningkatan Kapasitas menjadi primadona, hal ini bisa dilihat banyaknya peminat untuk peningkatan kapasitas yaitu di Tahun 2011 adanya Pelatihan Menjahit 25 orang peserta di Kelurahan Tanjung Gedang dengan anggaran dana sebesar Rp 68.009.000 dan Kelurahan Batang Bungo 20 orang peserta dengan anggaran dana sebesar Rp 80.900.000.
Kegiatan merajut ekonomi melalui kain perca diawali pada tahun 2012 setelah dilaksanakan Pelatihan Menjahit dan Bordir (lanjutan) 21 orang peserta di Kelurahan Tanjung Gedang dengan anggaran dana sebesar Rp 79.371.000.
Aznawati contohnya. peserta pelatihan menjahit ini mengaku sangat membantu perekonomian keuarganya sebab hal ini dilihatnya sebagai sebuah peuang usaha.
Peluang usaha ini, dikatakan Aznawati tidak terlepas dari dukungan dari Drg Hj. Enny Wardani, Ketua TP PKK Kabupaten Bungo yang telah membuka wawasan peserta pelatihan serta memberikan bantuan persedia kain perca.
Kain perca yang disumbangkan kepada peserta pelatihan itu selanjutnya  ‘disulap’ mejadi tas, keset kaki, dompet dan lain-lain dimana hasil penjualan akan dibelikan kembali untuk kebutuhan aneka ketrampilan jahit kembali.
Dalam pelaksanaan jambore PNPM baik yang dilaksanakan di Kabupaten Kerinci dan baru-baru ini dilaksanakan di Kabupaten Bungo, maupun saat pameran Ulang Tahun Kabupaten Bungo hasil ketrampilan menjahit ini ditampilkan dan banyak mendapat apresiasi dari masyarakat.
Dengan selesainya pelaksanaan pelatihan, peserta pelatihan desa/Kelurahan sangat senang karena mereka mendapat bekal untuk membuka sendiri usahanya maupun untuk mendapatkan pekerjaan di tempat lain.
Menurut Nerismawati, S.Kom, selaku Ketua UPK Kecamatan Pasar Muara Bungo mengatakan bahwa dengan besarnya minat masyarakat untuk kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat, diharapkan kedepan lebih diutamakan usulan pelatihan karena manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
Namun demikian, keberhasilan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tentunya tidak terlepas dari peran pelaku program di masyarakat, hingga sangat diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik dari pelaku PNPM baik di tingkat desa/Kelurahan maupun di tingkat Kecamatan dan Kabupaten. (Ema Marhamah-FK Pasar Muara Bungo)